Makalah Asbabun Nuzul

ASBABUN NUZUL

Makalah ini diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Struktur
Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu:  Dr. H. Ujang Syafrudin, M.Ag







Disusun oleh: Kelompok 2
Abdullah Habibi         (1414233179)
 Bella Sintiya               (1414233187)            
Haris Nikmatullah A   (1414233197)
Heni Nursanti              (1414233199)
Nurul Janah                 (1414232167)


Perbankan Syariah-5
Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2015
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon

Telp. (0231) 8491642

                                          KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadiraat Allah yang mahakuasa, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan berkat kehendak-Nyalah kami diberikan kesehatan, sehingga kami bisa berkesempatan untuk menyelesaikan tugas terstruktur ini yang berupa makalah tentang ‘Asbabun Nuzul’. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca.
            Rahmat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi junjungan alam, yakni Muhammad SAW, yang telah membawa kita dar ijalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
            Dalam menyusun makalah ini tentunya kami sebagai penyusun mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, makadari itu dengan senang hati kami menerima kritik dan saran dari pembaca dan akhirnya  mudah-mudahan Allah senantiasa menuntun kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini, salah satunya dalam mencari ilmu.



Penyusun

Kelompok 2



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A.    Latar Belakang...................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C.    Tujuan Penulisan................................................................................................... 1
D.    Manfaat Penulisan................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................ 3
A.    Pengertian Asbabun Nuzul................................................................................... 3
B.     Macam-Macam dan Pembagian Asbabun Nuzul............................................... 4
C.    Urgensi dan Kegunaan Asbabun Nuzul.............................................................. 6
D.    Riwayat-riwayat Asbabun Nuzul......................................................................... 8
E.     Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul................................................................. 9
F.     Contoh-contoh Asbabun Nuzul............................................................................ 9
BAB III
PENUTUP........................................................................................................................ 12
A.    Kesimpulan........................................................................................................... 12
B.     Saran..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan untuk membimbing manusia kepada tujuan yang terang dan jalan yang lurus, menegakkan suatu kehidupan yang didasarkan kepada keimanan kepada Allah dan risalahnya. Juga mengajak mereka dalam menyikapi sejarah masa lalu, kejadian-kejadian kontemporer, dan tentang berita-berita masa depan.
Sebagian besar ayat-ayat Al-Qur’an pada dasarnya diturunkan untuk tujuan umum ini. Tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah SAW telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi diantara mereka peristiwa khusus yang masih memerlukan penjelasan hukum Allah, atau menghadapi masalah yang masih kabur bagi mereka. Kemudian, mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui bagaimana hukum islam dalam hal itu. Maka, Al-Qur’an turun untuk merespon peristiwa khusus tadi atau pertanyaan yang muncul itu. Hal itu yang disebut Asbabun Nuzul.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian asbabun nuzul ?
2.      Apa saja macam-macam dan pembagian asbabun nuzul?
3.      Apa saja urgensi dan kegunaan asbabun nuzul?
4.      Apa saja riwayat-riwayat yang terkandung dalam asbabun nuzul?
5.      Apa manfaat mengetahui asbabun nuzul?
6.      Bagaimana contoh Asbabun nuzul?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian asbabun nuzul
2.      Untuk mengetahui macam-macam dan pembagian asbabun nuzul
3.      Untuk mengetahui urgensi dan kegunaan asbabun nuzul
4.      Untuk mengetahui riwayat-riwayat yang terkandung dalam asbabun nuzul
5.      Untuk mengetahui manfaat dari asbabun nuzu
6.      Utuk mengetahui contoh-contoh Asbabun Nuzull
D.    Manfaat Penulisan
1.      Dapat mengetahui pengertian asbabun nuzul
2.      Dapat mengetahui macam-macam dan pembagian asbabun nuzul
3.      Dapat mengetahui urgensi dan kegunaan asbabun nuzul
4.      Dapat mengetahui redaksi asbabun nuzul
5.      Dapat mengetahui riwayat-riwayat yang terkandung dalam asbabun nuzul
6.      Dapat mengetahui manfaat dari asbabun nuzul














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Asbabun Nuzul
Ungkapan Asbabun Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab” dan “nuzul”. Secara etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu meskipun segela fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu bisa disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya, ungkapan asbabun nuzul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an.
Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama, diantaranya adalah:
1.      Shubhi Shalih :
“Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al-Qur’an terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai respon atasnya. Atau sebagai penjelas terhadap hokum-hukum disaat peristiwa itu terjadi”.
2.      Mana’ Al-Qthathan :
“Asbabun Nuzul sadalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Qur’an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi”.[1]
Meskipun pendefinisian di atas sedikit berbeda, semuanya menyimpulkan bahwa Asbabun Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an. Ayat tersebut dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian-kejadian tersebut.[2]
Asbabun Nuzul merupakan bahan-bahan sejarah yang dapat dipakai untuk memberikan keterangan terhadap lembaran-lembaran dan memberinya konteks dalam memahami perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan sejarah ini hanya melingkupi peristiwa-peristiwa pada masa Al-Qur’an masih turun (‘ashr at-tanzil).
Dengan mengetahui asbabun nuzul suatu ayat, kita akan lebih memahami makna dan kandungan ayat tersebut, serta akan terlepas dari keraguan dalam menafsirkannya.[3]

Sebab turunnya suatu ayat berkisar pada dua hal, yaitu :
1.      Jika terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur’an mengenai peristiwa itu.
2.      Bila Rasulullah SAW. ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Al-Qur’an yang menerangkan hukumnya.

B.     Macam-Macam dan Pembagian Asbabun Nuzul

1.      Dilihat dari Sudut Pandang  Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbabun Nuzul
Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan riwayat asbabun nuzul yaitu sharih (visionable/jelas) dan muhtamilah (impossible/kemungkinan). Redaksi sharih artinya riwayat yang sudah jelas  menunjukan asbabun nuzul dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi tersebut termasuk sharih bila perawi mengatakan:
سَبَبُ نُزُوْلِ هذِهِ لا يَةِ هذا
“ Sebab turun ayat ini adalah…..”

Atau menggunakan kata “maka” (fa taqibiyah) setelah ia mengatakan peristiwa tertentu. Misalnya ia mengatakan :
                                : دثت كذا و كذا فتر لت الاية

“Telah terjadi peristiwa ini dan itu maka turunlah ayat ini”

Contoh riwayat Asbabun Nuzul yang menggunakan redaksi sharih adalah sebuah riwayat yang dibawakan oleh Jabir bahwa orang-orang Yahudi berkata, “Apabila seorang suami mendatangi “qubul” istrinya dari belakang, anak yang lahir akan juling.” Maka turunlah ayat:
                                                                          شِئْتُمْ أَنَّى حَرْثَكُمْ فَأْتُواْ لَّكُمْ حَرْثٌ نِسَآؤُكُمْ
Artinya:
“ istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu hendaki.” (QS. Al-Baqarah:223)
Adapun redaksi yang termasuk muhtamilah bila perawi mengatakan:

آحْسِبُ هذِهِ الايَةُ نَزَلَتْ فِى كَذَا
Saya kira ayat ini turunkan berkenaan dengan…”

2.      Dilihat dari sudut pandang berbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau   berbilangnya ayat untuk Asbabun Nuzul
a.       Berbilangnya Asbab Nuzul untuk satu ayat (Ta’addud  As-sabab wa Nazil Al-wahid)
            Pada kenyataannya, tidak setiap ayat memiliki riwayat Asbabun Nuzul dalam satu versi ada juga yang memiliki beberapa versi riwayat asbabun nuzul. Hal itu tidak akan menjadi persoalan bila riwayat-riwayat itu tidak mengandung kontradiksi. Bentuk variasi itu terkadang dalam redaksinya dan terkadang pula dalam kualitasnya. Untuk mengatasi variasi riwayat asbabun nuzul dalam satu ayat dari sisi redaksi, para ulama mengemukakan cara-cara berikut:
1.)    Tidak Mempermasalahkannya
            Cara ini digunakan apabila variasi riwayat-riwayat Asbabun Nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah (tidak pasti) .
2.)    Mengambil versi riwayat Asbabun Nuzul yang menggunakan redaksi sharih
                        Cara ini digunakan apabila salah satu versi riwayat Asbabun Nuzul itu tidak menggunakan redaksi sharih(pasti).
3.)    Mengambil versi riwayat yang sahid (valid).
                        Langkah ini diambil apabila kedua versi Asbabun Nuzul yang berbeda-beda itu kualitasnya sama-sama sahih.
b.      Variasi ayat untuk satu sebab (Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid)
                        Terkadang suatu kejadian menjadi sebab bagi turunnya dua ayat atau lebih. Hal ini dalam ulum Al-Qur’an dikenal dengan istilah “Ta’addud Zazil Wa as-sabab Al-Wahid”
C.     Urgensi dan Kegunaan Asbabun Nuzul
Az-Zarqani mengemukaan urgensi Asbabun Nuzul dalam memahami Al-Qur’an, sebagai berikut :
1.      Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat Al-Qur’an. Diantaranya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 115
¬!ur ä-̍ô±pRùQ$# Ü>̍øópRùQ$#ur 4 $yJuZ÷ƒr'sù (#q9uqè? §NsVsù çmô_ur «!$# 4 žcÎ) ©!$# ììźur ÒOŠÎ=tæ ÇÊÊÎÈ  
      Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.

Dijelaskan bahwa timur dan barat adalah kepunyaan Allah. Dengan melihat Zahir ayat di atas, dalam masalah shalat seseorang boleh menghadap kearah mana saja sesuai kehendak hatinya. Akan tetapi, setelah melihat Asbabun Nuzulnya, tahapan bahwa interpretasi tersebut keliru sebab berkaitan dengan seseorang yang sedang dalam perjalanan dan melakukan shalat di dalam kendaraan atau berkaitan dengan orang yang berjihad dalam menentukan arah kiblat.[4]
2.      Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum. Seperti dalam surat Al-An’am ayat 145 dikatakan :
@è% Hw ßÉ`r& Îû !$tB zÓÇrré& ¥n<Î) $·B§ptèC 4n?tã 5OÏã$sÛ ÿ¼çmßJyèôÜtƒ HwÎ) br& šcqä3tƒ ºptGøŠtB ÷rr& $YByŠ %·nqàÿó¡¨B ÷rr& zNóss9 9ƒÍ\Åz ¼çm¯RÎ*sù ê[ô_Í ÷rr& $¸)ó¡Ïù ¨@Ïdé& ÎŽötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# uŽöxî 8ø$t/ Ÿwur 7Š$tã ¨bÎ*sù š­/u Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÊÍÎÈ  
 Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".


3.      Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an, bagi ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang bersifat khusus (khusus As-sabab) dan bukan lafazh yang bersifat umum (umum al-lafazh). Dengan demikian, ayat “zihar” dalam permulaan surat Al-Mujadalah, yang turun berkenaan dengan Aus Ibn Samit yang menzihar istrinya (khaulah Binti Hakim Ibn Tsa’labah), hanya berlaku bagi kedua orang tersebut. Hokum zihar yang berlaku bagi selain kedua orang itu, ditentukan dengan jalan analogi (qiyas).[5]
4.      Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun. Misalnya, ‘Aisyah pernah menjernihkan kekeliruan Marwan yang menunjuk Abd Ar-Rahman Ibn Abu Bakar sebagai orang yang menyebabkan turunnya ayat : “ Dan orang yang mengatakan kepada orang tuanya”Cis kamu berdua….”(Q.S.Al-Ahqaf:17). Untuk meluruskan persoalan, ‘Aisyah berkata kepada Marwan: “Demi Allah bukan dia yang menyebabkan ayat ini turun. Dan aku sanggup untuk menyebutkan siapa orang yang sebenarnya.”[6]
5.      Memudahkan untuk menghapal dan memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya. Sebab, hubungan sebab-akibat (musabbab), hokum, peristiwa, dan pelaku, masa, dan tempat merupakan satu jalinan yang bisa mengikat hati.
Taufiq Adnan Amal dan Syamsul Rizal Panggabean menyatakan bahwa pemahaman terhadap konteks kesejarahan pra-Qur’an dan pada masa Al-Qur’an menjanjikan beberapa manfaat praktis, yaitu :
1.      Pemahaman itu memudahkan kita mengidentifikasi gejala-gejala moral dan social pada masyarakat Arab ketika itu, sikap Al-Qur’an terhadapnya, dan cara Al-Qur’an memodifikasi atau mentransformasi gejala itu hingga sejalan dengan pandangan dunia Al-Qur’an;
2.      Kesemuanya ini dapat dijadikan pedoman bagi umat islam dalam mengidentifikasi dan menangani problem-problem yang mereka hadapi;
3.      Pemahaman tentang konteks kesejarahan pra-Qur’an dan pada masa Al-Qur’an dapat menghindarkan kita dari praktik-praktik pemaksaan prakonsep dalam penafsiran.

D.    Riwayat-riwayat Asbabun Nuzul

1.      Apabila bentuk-bentuk redaksi riwayat itu tidak  tegas, seperti, “ayat ini turun mengenai urusan ini”, maka tidak ada yang kontradiksi diantara riwayat-riwayat itu, sebab masuk riwayat-riwayat tersebut adalah menafsirkan atau menjelaskan bahwa hal itu termasuk ke dalam makna ayat yang disimpulkan darinya, bukan asbabun nuzul, kecuali bila ada indikasi pada salah satu riwayat yang menunjukkan kepada penjelasan asbabun nuzul.
2.      Jika salah satu redaksi ayat tersebut tidak tegas, misalnya “Ayat ini turun mengenai urusan ini, “Sedang riwayat lain menyebutkan asbabun nuzul dengan tegas yang berbeda dengan riwayat pertama, maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang menyebutkan asbabun nuzul secara tegas, dan riwayat itu tidak tegas dipandang termasuk ke dalam hokum ayat.
3.      Jika riwayat itu banyak dan semuanya menjelaskan sebab nuzul, salah satu riwayat diantaranya itu shahih, maka yang dijadikan pegangan adalah riwayat yang shahih.

E.     Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul

a.       Mengetahui hikmah pemberlakuan suatu hukum, dan perhatian syari’at terhadap kemaslahatan umum dalam menghadapi segala peristiwa sebagai rahmat bagi umat.
b.      Memberi batasan hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, jika hokum itu dinyatakan dalam bentuk umum.
c.       Apabila lafadz yang diturunkan itu bersifat umum da nada dalil yang menunjukkan pengukhusannya, maka adanya asbabun nuzul akan membatasi thashish (pengukusan) itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab.
d.      Mengetahui sebab turunnya ayat adalah cara terbaik untuk memahami Al-Qur’an dan menyikapi kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa pengetahuan sebab turunnya.
e.       Sebab turunnya ayat dapat menerangkan tentang kepada siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan an perselisihan.

F.     Contoh-contoh Asbabun Nuzul

a.       Surat Al-Lahab : 1-5
ôM¬7s? !#ytƒ Î1r& 5=ygs9 ¡=s?ur ÇÊÈ   !$tB 4Óo_øîr& çm÷Ytã ¼ã&è!$tB $tBur |=|¡Ÿ2 ÇËÈ   4n?óÁuy #Y$tR |N#sŒ 5=olm; ÇÌÈ   ¼çmè?r&tøB$#ur s's!$£Jym É=sÜysø9$# ÇÍÈ   Îû $ydÏÅ_ ×@ö7ym `ÏiB ¤|¡¨B ÇÎÈ  
1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[7]
2. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[8]
5. yang di lehernya ada tali dari sabut.
Asbabun Nuzulnya :
               Dalam suatu riwayat dikemukakan, pada suatu ketika Rasulullah SAW naik ke Bukit Shafa sambil berseru “Mari kumpul pada pagi hari ini!”. Maka berkumpullah kaum Quraisy. Rasulullah bersabda : “Bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, apakah kalian percaya kepadaku?”. Kaum Quraisy menjawab : “Pasti kami percaya”. Rasulullah SAW bersabda : “Aku peringatkan kalian bahwa siksa Allah yang dasyat akan datang. Berkatalah Abu Lahab : Celaka engkau ! Apakah hanya untuk ini engkau kumpulkan kami?” Maka turunlah ayat ini (Q.S. Al-Lahab : 1-5) berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa kecelakaan akan menimpa orang yang memfitnah dan menghalangi Agama Allah.[9]
b.      Surat Al-Jumu’ah : 11
#sŒÎ)ur (#÷rr&u ¸ot»pgÏB ÷rr& #·qølm; (#þqÒxÿR$# $pköŽs9Î) x8qä.ts?ur $VJͬ!$s% 4 ö@è% $tB yZÏã «!$# ׎öyz z`ÏiB Èqôg¯=9$# z`ÏBur Íot»yfÏnF9$# 4 ª!$#ur çŽöyz tûüÏ%꧍9$# ÇÊÊÈ  
11. dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki.
Asbabun Nuzulnya :
Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika Rasulullah SAW berkhutbah pada hari Jum’at, datanglah kafilah yang membawa dagangan dari Syam. Orang-orang yang sedang mendengarkan khutbah keluar menjemput rombongan kafilah itu, sehingga hanya tinggal dua belas orang saja yang duduk mendengarkannya. Ayat ini (Q.S. Al-Jumu’ah : 11) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa apa yang ada disisi Allah jauh lebih baik daripada apa yang ada pada perniagaan.[10]
c.       Surat Al-Baqarah : 44
* tbrâßDù's?r& }¨$¨Y9$# ÎhŽÉ9ø9$$Î/ tböq|¡Ys?ur öNä3|¡àÿRr& öNçFRr&ur tbqè=÷Gs? |=»tGÅ3ø9$# 4 Ÿxsùr& tbqè=É)÷ès? ÇÍÍÈ  
44. mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?
Asbabun Nuzulnya :
               Dalam suatu riwayat menjelaskan bahwa ayat ini turun berekanaan dengan Bani Israel yang selalu menyuruh orang lain agar taat dan bertakwa kepada Allah, serta mencegah mereka berbuat maksiat kepada-Nya, tetapi mereka sendiri malah meninggalkan ketaatan kepada Allah dan lebih mendahulukan perbuatan maksiat.[11]


   BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu meskipun segela fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu bisa disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya, ungkapan asbabun nuzul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an. Asbabun nuzul dibagi menjadi beberapa macam yaitu; dilihat dari sudut pandang redaksi-redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbabun nuzul dan yang ke dua dilihat dari sudut pandang berbilang asbabun nuzul untuk satu ayat atau berbilangnya ayat untuk asbabun nuzul.

B.   Saran
Mempelajari Asbabun Nuzul sangatlah penting, karena selain mendapatkan pengetahuan tentang sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an kita juga dapat memperoleh beberapa manfaat.







DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. Ulum Al-Qur’an. Pustaka Setia. Bandung : 2013
A.Dahlan, Shaleh. Asbabun Nuzul. Diponegoro. Bandung : 2000
Hatta, Ahmad. Tafsir Qur’an Perkata Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah.    Maghfirah Pustaka. Jakarta : 2009



[1] Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 60
[2] Ibid
[3] A.Dahlan dan Shaleh, Asbabun Nuzul,Diponegoro, Bandung,2000, hlm. 4
[4] Rosihon Anwar, op. cit. hlm. 63
[5] Ibid
[6] Ibid
[7] Yang dimaksud dengan kedua tangan Abu Lahab ialah Abu Lahab sendiri.
[8] Pembawa kayu Bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. isteri Abu Lahab disebut pembawa kayu Bakar karena Dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim.
[9] Diriwayatkan oleh Bukhari dan lain-lain yang bersumber dari Ibnu Abbas
[10] Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhan (Al-Bukhari dan Muslim) yang bersumber dari Jabir
[11]Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata, Maghfirah Pustaka, Jakarta, 2009, hlm. 7

Komentar

Postingan Populer